Author: Chintami
Judul: Friendship From Hatred Part 2
Genre: Friendship
Cast: Mediana, Erlina
Setelah selesai berlatih senam, beberapa temanku akhirnya
duluan pulang. Erlina masih dirumahku karena harus menunggu jemputan.
Aku menunggu bersama Erlina. Kami terdiam agak lama sampai
aku memecahkan keheningan.
“Erlina, kau masih mau minum?” tanyaku.
“ohh tidak terima kasih.. aku takut nanti bakal bolak balik
WC terus nih” katanya.
“Jemputanmu masih belum datang?” tanyaku basa-basi.
“iya nih, kayak masih 1 jam baru jemputanku bakal datang”
“ohh begitu, berarti masih lama.. ohh iya erlina, tanganmu
itu kenapa?” tanya.
“ohh ini.. dulu aku pernah jatuh dari motor ketika diantar
oleh bibiku, jadi tanganku patah, aku sudah pergi ke beberapa dokter tapi tidak
bisa, kadang tanganku yang bekas patahan ini masih terasa sakit ketika hujan
atau terlalu banyak mengeluarkan tenaga dari tangan ini” jelasnya.
“astaga.. apa sekarang masih sakit? Emangnya kau umur berapa
mengalami kecelakaan?”
“ini waktu aku kelas 4 Sekolah dasar, waktu itu aku masih
kecil, sebenarnya tidak apa-apa dengan tanganku yang ini lagi, Cuma tulang
tanganku yang bekas patahan menonjol saja”
“ohh begitu” kataku.
Kami terdiam lagi. Lalu erlina tiba-tiba berbicara lagi.
“waktu itu ibuku bekerja keras agar tanganku dapat sembuh..
ibuku bilang, tidak apa kalau ibu bekerja keras, yang ibu mau hanyalah yang
terbaik untukmu.. kau tau med.. hatiku waktu itu benar-benar hancur mendengar
ibuku berkata seperti itu. aku bersumpah suatu saat nanti akan memberikan yang
terbaik untuk ibuku. kita sebagai anak tidak boleh bersikap kurang ajar
terhadap ibu, lihatlah perjuangan ibu kita” kata erlina.
“apa kau tau med? Waktu kecil aku benar-benar kehilangan
masa kecilku? Aku harus sekolah dan pulang sekolah harus les dan setelah itu
aku harus mengurus adikku sendirian, ibuku bekerja di luar negeri untukku, jadi
semua pekerjaan rumah aku yang kerjakan. Tapi ketika mendengar aku kecelakaan,
ibuku pulang dan bekerja disini untuk menyembuhkan tanganku, kita sebagai anak
benar-benar harus berbakti, suatu saat nanti aku tidak mau mengecewakan orang
tuaku” sambung erlina.
Aku hanya bisa tertegun mendengar penjelasan dari erlina. Aku
baru tau kalau masa kecil dia sungguh suram. Cara dia berbicara sungguh sangat
dewasa dan aku baru mengetahuinya.
“ohh iya, jemputanku sudah datang nih” kata erlina
tiba-tiba.
“ohh ayo kuantar” kataku sambil tersenyum.
“aduhh maaf ya merepotkanmu, aku jadi tidak enak sama kamu”
kata erlina.
“tidak apa-apa kok lin, santay aja”
Aku mengantar erlina sampai keluar gang. Erlina melambaikan
tangannya sebelum pergi.
*****
TBC....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar