Laman

Kamis, 03 Oktober 2013

Wedding Dress (OS)




















Author: Chintami
Judul: Wedding Dress (OS)
Genre: Romantic
Cast: Kim Sang Bum, Kim So Eun


Semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing author. Author sama sekali tidak terkait dengan pemilik, pencipta, atau produser dari setiap media apapun. Tidak ada pelanggaran hak cipta dimaksudkan. Untuk tokoh Kim Bum, Kim So Eun, dan artis lainnya, bukan milik author, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Author memakai mereka hanya untuk keperluan cerita.


*****


Aku berjalan memasuki altar gereja dengan digandeng oleh ayahku. Alunan music mulai terdengar, sebuah lagu wedding dress ( wedding dress - taeyang ) mulai mengalun dengan indahnya seiring aku berjalan memasuki gereja. Aku sekarang merasa seperti seorang putri yang dibaluti gaun yang indah dan akan segera bertemu dengan pangeranku.

Pandanganku terus tertuju kepada pria yang berdiri didepan. Sebuah senyuman kebahagiaan mulai terukir diwajah tampan pria itu ketika aku sudah berada didepannya.

Ayahku menyerahkan tanganku ke tangan pria itu yang tidak lain adalah calon suami, dan sebentar lagi akan resmi menjadi suamiku. Sempat kudengar ayahku berkata..

“kau harus menjaga putriku seperti aku menjaganya dan cintai dia sepenuhnya karna dia hartaku yang paling berharga, aku serahkan putriku kepadamu sekarang” kata ayahku.
“baik ayah, aku berjanji tidak akan mengecewakanmu” kata kim bum sambil tersenyum.

Kami saling menatap lalu mulai melemparkan senyum. Senyum kebahagiaan.
“Tuan Kim Bum, apa anda bersedia menemani nona kim so eun dalam keadaan senang maupun susah, sehat maupun sakit sampai maut memisahkan kalian?” tanya pastor.
“aku bersedia” jawab kim bum mantap.
“nona kim so eun, apa anda bersedia menemani tuan kim sang bum dalam keadaan senang maupun susah, sehat maupun sakit sampai maut memisahkan kalian?” tanya pastor.
“aku bersedia” kataku.

Sebuah air mata mengalir dari mataku, air mata bahagia ketika aku mengucapkan kata bersedia.

Flashback

Aku sedang memakan makan malamku bersama keluargaku. Tiba-tiba ponselku berdering dan tertera nama kim joon disana.
“hallo kim joon?” kataku waktu mengangkat panggilannya.
“so eun.. segera kerumah kim bum, kim bum mengalami kecelakaan tadi siang dan sekarang mayatnya telah dipulangkan kerumahnya” kata kim joon yang langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Sendok yang tadi aku pegang terjatuh begitu saja ketika mendengar kabar tersebut.. apa yang tadi kim joon bilang? Kim bum meninggal? Dan sekarang mayatnya telah dipulangkan kerumahnya?
Tanpa berpikir panjang langsung kuambil kunci mobilku dan kulajukan mobilku kearah rumahnya kim bum. Aku berhenti dirumah yang sangat mewah.
Air mata ini tidak dapat kutahan, aku segera berlari memasuki rumah mewah ini yang tidak lain adalah rumah kim bum.
Sepanjang jalan terdapat tetesan-tetesan darah, air mataku semakin mengalir ketika melihat darah-darah ini. apa ini darahnya kim bum? Tidak mungkin.. kenapa kim bum meninggalkan aku begitu saja. Padahal sebentar lagi adalah hari ke-1000 kami.

Kim So Eun Pov End.

Kim Bum Pov

Aku sangat ingin tertawa melihat so eun yang menangis seperti itu. dari laptopku dapat kulihat dia yang menangis sambil memanggil-manggil namaku. Kamera cctv yang sengaja kupasang untuk memantau dirinya ternyata tidak dia sadari. 1 minggu lagi adalah hari ke-1000 kami. hari ini tepat 1 minggu sebelum hari itu aku akan melamarnya.

Aku terus mengikuti arah so eun dari kamera cctv ku. langkah so eun terhenti ketika memasuki halaman belakang rumahku.

Kim Bum Pov End.

Kim So Eun Pov

Aku terus mengikuti darah itu dan terhenti ditaman belakang rumah kim bum. Sebuah pohon dengan tali. Aku menarik tali yang terdapat dipohon itu dan terjatuh 2 cincin yang terikat ditali itu, juga terdapat sebuah kertas kecil.
Kuambil cincin dan kertas itu. tertulis kata “aku sangat mencintamu kim so eun” di kertas tersebut. Air mata ini makin mengalir ketika membaca kata-kata dikertas itu.
Sebuah tangan memelukku dari belakang yang membuatku terkejut.
“kim bum?” kataku tidak percaya.
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku, apa aku sedang bermimpi?.

Kim bum menyerahkan sebuket bunga lily kesukaanku lalu mulai berlutut didepanku. Tangannya mengambil salah satu cincin yang berada ditanganku lalu mulai memasangkan cincin itu ke jari manisku.

“so eun maukah kau menjadi pendamping hidupku? Jika kau ingin menjadi pendamping hidupku aku berjanji akan memberikanmu seluruh cintaku kepadamu dan memberikan semua kebutuhanmu dengan kekayaan ini tapi jika suatu saat nanti ketika aku jatuh miskin, maafkanlah aku jika aku hanya dapat memberikanmu cintaku saja” kata kim bum.

Aku mulai menangis lagi. Aku tidak dapat menjawab pertanyaan kim bum, hanya sebuah anggukan yang dapat kuberikan kepadanya sebagai tanda aku meng’iyakan pertanyaan dia tadi.
Kim bum langsung memelukku, terdengar suara tepukan-tepukan tangan dari keluargaku dan kim bum dan teman-teman kami juga.

Sebuah kembang api mulai menyala menghiasi taman belakang rumah kim bum. Ini benar-benar hal tidak dapat kuduga sebelumnya, kim bum bakal melamarku dengan cara gila seperti ini.
Kim bum mulai mengangkat daguku dan sebuah kecupan dia berikan ke bibirku. kami menikmati malam indah ini dengan moment kebahagiaan yang tidak pernah kuduga sebelumnya.

Flashback End

“Tuan Kim bum pasangkan lah cincin ini ke jari nona kim so eun” pinta pastor.

Kim bum mulai memasangkan cincin pernikahan kami dijari manisku.

“nona kim so eun pasangkanlah cincin ini ke jari tuan kim sang bum” pinta pastor

Aku mulai memasangkan cincin pernikahan kami kejari kim bum. Setelah kami saling menukar cincin kudengar pastor berkata “sekarang kalian telah resmi menjadi pasangan suami istri dihadapan Allah Bapa dan dihadapan peserta-peserta, tuan kim sang bum kau dapat mencium istri anda sekarang” kata pastor yang disambut tepukan tangan orang-orang yang menghadiri acara pernikahan kami.

Ciuman penuh kasih sayang mulai kim bum berikan kepadaku. aku merasa seperti sedang bermimpi sekarang. Aku telah resmi menjadi istri kim bum tepat di hari ke-1000 kami.

Kami mulai berlari keluar dari gereja ini setelah resepsi pernikahan ini selesai. Tanganku terus digenggam oleh kim bum sambil berlari keluar dari gereja ini.

Memasuki acara pelepasan burung merpati dan disusul pelemparan bunga. Aku menghadap kebelakang di antara peserta-peserta. Dengan hitungan ke 3  mulai kulemparkan bunga kebelakang. Aku membalikkan badan dan ternyata orang yang mendapatkan bungaku adalah sahabatku sendiri yang tidak lain adalah yoona.

“segera susul aku ya yoona” kata ku lalu memeluk sahabatku

Kami berjalan memasuki mobil silver kim bum ( tau kan mobil sport kim bum yang orange? Tapi disini warnanya silver ya :P ). Kami berjalan mengelilingi jalanan korea yang menjelang matahari tenggelam. Sungguh hari yang indah dan pemandangan indah bersama pria yang kucintai.


The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar