Laman

Rabu, 17 Juli 2013

Sorry.. And I Love You / Oneshoot

Author: Chintami ( Mediyanti Christin)
Judul: Mianhae.. And Saranghae.
Cast: Kim Bum, Kim So Eun
Genre: Sad (maybe), Romance ?, OS



Maafkan aku eomma, appa, aku telah mengecewakan kalian. Aku telah merusak nama baik keluarga kita. Aku harus pergi dengan cara seperti ini, maafkan aku.
Aku bingung, aku takut, bagaimana dengan anak ini nantinya?.
Kenapa aku mesti menanggung semua ini, kenapa?. Dia.. kenapa dia jahat sekali, kenapa dia harus melakukan ini kepadaku?.
Anakku, maafkan eomma, eomma tidak memberimu kesempatan untuk melihat dunia ini.

Aku memejamkan mataku dan bersiap melompat dari gedung sekolah ini. ya.. aku masih sekolah dan baru duduk dikelas 2 SMA tapi masa depanku semua hancur karena abang kelasku yang brengsek dan pria yang aku cintai juga meninggalkanku karena tau aku hamil.
Dia telah memperkosaku dan sekarang aku mengandung anaknya. Anak dari pria yang tidak pernah aku cintai.

Flashback

“kim bum sunbae.. kumohon lepaskan aku” kataku sambil menangis.
“kau.. kau tau aku begitu mencintaimu tetapi kenapa kau lebih memilihnya hah?” bentak kim bum.
“karena aku mencintainya” kataku sambil menangis.
“kau..” kim bum tidak melanjutkan kata-katanya, dia menarikku ke sebuah gedung kosong di belakang sekolah.
“katakana kau mencintaiku so eun” kata kim bum ketika kami sudah berada di dalam gedung kosong itu.
“maaf sunbae, tapi aku tidak bisa” kataku lagi sambil menangis.
“kau yang mencari masalah so eun, aku akan menjadikan kau milikku” kata kim bum lalu dia mengoyak semua pakaian sekolahku. aku terus memberontak dan berteriak minta tolong, berharap agar ada yang mendengar suaraku lalu menolongku tetapi sepertinya sia-sia karena sekarang sudah sore dan tentunya semua siswa di sekolah ini sudah pulang. Aku hanya menangis dan memohon agar dia melepaskanku tapi dia semakin jadi. Aku hanya pasrah dan terus menangis.

Aku terbaring tidak berdaya tanpa mengenakan sehelai benangpun. Aku sungguh merasa terhina karena setelah memperkosaku, dia meninggalkan aku begitu saja di gudang ini. aku hanya bisa menangis.

1 bulan telah berlalu lepas kejadian itu. setelah kejadian itu, aku tidak pernah pergi ke sekolah lagi karena aku sungguh takut untuk bertemunya.

Aku mulai merasa ada yang aneh, aku mulai sering muntah atau mual terus aku juga jadi sering capek dan pusing-pusing.
Aku menyuruh sahabatku menemaniku ke dokter dan dokter mengatakan aku sedang mengandung.
Aku bingung, aku takut, aku tidak tahu musti ngapain. Aku datang ke sekolah pagi-pagi sekali dan karena aku telah kehilangan akal sehatku jadi aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku.

End Of Flashback

Aku masih memejamkan mataku. Teriak-teriakan kepanikan terdengar dibawah sana dan aku dapat mendengar suara sahabatku yang terus berteriak memohon agar aku tidak melompat.
Aku hanya tersenyum dan aku mulai melangkahkan kaki ku tapi tiba-tiba sebuah tangan kekar menahanku.
“kalau kau melompat, aku juga akan melompat”
Aku membuka mataku dan mendapati kim bum yang sedang menahanku.
“biarkan aku mati sunbae” kataku.
“tidak akan pernah terjadi, aku telah memperkosamu dan aku akan bertanggung jawab atas semua hal yang kulakukan”
“tidak.. aku tidak mau, karena aku tidak pernah mencintai, kau telah merusak hidupku” teriakku ke kim bum.
“aku tidak peduli kau mencintaiku atau tidak tapi aku Cuma tahu kalau aku mencintaimu”
“kau sungguh egois kim bum sunbae, lebih baik aku mati”
“baiklah.. silahkan aja loncat dari gedung ini, tapi sebelum kau loncat, kau harus melihat aku loncat duluan”
Lalu kim bum berdiri disebelahku dan bersiap untuk meloncat juga
“andwee” teriakku.
Dia menghentikan langkahnya. Aku menangis.. kenapa semuanya harus menjadi seperti ini, aku hanya ingin aku yang mati tetapi kenapa dia juga ingin melompat?.
Dia memelukku dan berusaha menenangkanku. Aku agak sedikit tenang di pelukannya.



1 tahun kemudian


Aku telah menyelesaikan sekolah SMA ku dan aku juga sudah melahirkan bayiku. Walau aku hamil tapi aku tetap dibiarkan sekolah karena ayahku dan ayahnya kim bum adalah donatur terbesar di sekolah itu Cuma aku tidak belajarnya di sekolah tetapi dirumah. Aku tetap mengikuti pelajaran lewat online.

Setelah kelulusanku, kim bum melamarku dan kami menikah. Walau aku masih belum bisa untuk mencintainya tetapi harus bagaimana, aku tidak ingin anakku nantinya tidak mempunyai ayah. Aku hanya dapat berharap agar suatu saat nanti aku dapat mencintai dia karena bagaimanapun sekarang dia adalah suamiku.

Kim Bum Pov

Aku tau sampai saat ini walau so eun telah menjadi istriku tetapi dia masih belum bisa mencintaku. Inilah kesalahan yang kubuat tapi aku tidak pernah menyesalinya karena sekarang aku bisa bersama dia. Aku dulu berpikir kalau so eun menjadi milikku, dia akan mencintaiku tetapi aku salah. Hati seseorang tidak dapat dipaksakan. Yang sekarang dapat aku lakukan hanya berusaha membuat agar dia bisa mencintaku dan menerimaku.
Maafkan aku so eun, aku telah merusak hidupmu, aku telah membawamu kedalam kesalahanku. Maafkan aku. Saranghae…

The End

Breaking Dawn Part 12 (Versi Bumsso)

Author: Chintami (Mediyanti Christin)
Judul: Breaking dawn Part 12 (Versi bumsso)
Genre: Romantic
cast:
Kim Bum ( Edward Cullen ), Kim so eun ( Bella Swan), Lee SungMin ( Jacob), Park Shin Hye (Alice), Jang Geun Suk ( Jasper), Ji Yeon ( Rosalie), Seung Ho ( Emmett), Kim Tae Hee ( Esme), So Seung Hoon (Carlisle).



Tak lama kemudian aku terbangun dalam keadaan shock, mimpiku begitu nyata… begitu hidup, begitu menggugah pancaindra.. aku terkesiap dengan suara keras, aku bingung dengan kamarku yang gelap.

“So eun?” kim bum berbisik, kedua lengannya memelukku erat-erat, mengguncangku lembut. “kau tidak apa-apa sayang?”.
“oh”. Aku terkesiap. Ternyata hanya mimpi, tidak nyata. Yang sangat mengherankan air mata meleleh begitu saja dari mataku, mengalir begitu deras di wajahku.

“so eun?” seru kim bum, suaranya sekarang lebih keras, nadanya cemas. “ada apa?” dia menyeka air mata dari pipiku yang panas dengan jari-jarinya yang dingin.
“itu hanya mimpi”. Aku tidak mampu meredam sedu sedan yang memecahkan suaraku.
“tidak apa-apa sayang, kau baik-baik saja, aku disini” kim bum berusaha menenagkanku “kau mimpi buruk lagi ya?”
“bukan mimpi buruk” aku menggeleng-geleng, menggosokkan punggung tanganku ke mata “tapi mimpi yang bagus sekali”.
“kalau begitu kenapa kau menangis?” tanya kim bum terheran-heran.
“karena aku terbangun” rengekku sambil memeluk leher kim bum erat sekali.
“kalau begitu tidurlah lagi sayang, sekarang masih malam”
“ne”.
Aku terbangun dengan keadaan berantakan sekali. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku. Aku terduduk di tempat tidurku yang luas.
“so eun?” panggil kim bum.
“ne?”
Tiba-tiba kepalaku pusing sekali. Aku memegang kepalaku yang terasa pusing.
“so eun ah? Gwenchana?” tanya kim bum.
“ne.. aku tidak apa-apa”.
“kau tidur lama sekali so eun, kau tidur 12 jam’’.
“mwo? 12 jam?”
“ne”
“bagaimana aku bisa tidur selama itu? hmm mungkin aku terlalu capek” kataku.

Aku pun ke kamar mandi dan membersihkan diri dan dengan biasa, kim bum menyiapkan sarapan untukku dengan persediaan makanan yang seadanya di pulau kim ini.

>>>>>>>>>

Barisan sosok hitam mendekatiku, menembus kabut yang menyelubungi bagai jubah. Aku bisa melihat mata mereka yang merah tua berkilat penuh gairah, penuh nafsu membunuh. Bibir mereka tertarik kebelakang, memamerkan gigi mereka yang tajam dan basah, sebagian menggeram, sebagian terseyum.

Kudengar bocah dibelakangku merintih, tapi aku tak bisa menoleh untuk menatapnya. Walaupun ingin sekali memastikan dia aman, aku tidak boleh mengalihkan perhatianku sekarang.

Mereka melayang semakin dekat, jubah hitam mereka berkibar-kibar pelan. Kulihat tangan mereka melengkung membentuk cakar seputih tulang. Mereka beringsut memperlebar jarak, bersiap menyerbu kami dari segala sisi, kami dikepung. Kami bakal mati.

Kemudian bagai ledakan cahaya senter, seluruh latar itu berbeda. Meskipun begitu, tidak ada yang berubah, keluarga volturi masih maju menghampiri kami, siap membunuh. Yang benar-benar berubah hanya bagaimana gambar itu tampak olehku. Tiba-tiba aku benar-benar menginginkannya. Aku ingin mereka menyerang. Kepanikan berubah menjadi nafsu haus darah saat aku merunduk, senyuman tersungging di wajahku dan geraman terlontar dari sela-sela gigiku yang terpampang.

Aku terbangun dan terduduk shock karena mimpiku. Ruangan gelap gurita. Hawa juga sangat panas. Keringat terasa lengket di pelipisku dan mengalir menuruni leherku. Tanganku menggapai-gapai di seprai yang panas dan dari tempat tidur kosong.
Jari-jariku menemukan sesuatu yang halus, datar, dan kaku. Selembar kertas dilipat. Aku mengambilnya dan berjalan sambil meraba-raba saklar lampu.
Dibagian luar kertas tertulis Ny.Kim

Aku berharap kau tidak terbangun dan menyadari aku tidak ada tapi kalaupun kau terbangun , aku akan segera kembali.
Aku hanya pergi sebentar ke daratan untuk berburu.
Tidurlah lagi dan aku pasti akan segera kembali saat kau bangun lagi nanti. Aku mencintaimu.

aku mendesah. Kami sudah 2 minggu disini jadi seharusnya aku sudah menduga bahwa suatu saat kim bum akan pergi. Tapi masalahnya aku memang sedang tidak memikirkan waktu. Kami seperti berada diluar jangkauan waktu disini, menjalani hidup yang sempurna.

Aku prig kedapur dan sampai didapur aku memutuskan mungkin aku membutuhkan makanan pelipur lara. Aku mengaduk-aduk isi kulkas sampai menemukan semua bahan untuk membuat ayam goring. Bunyi letusan dan desisan ayam goring di penggorengan terdengar begitu menyenangkan.

Bau ayam goring begitu lezat sampai-sampai aku sudah tidak sabar lagi dan memakannya langsung dari penggorengan. Akibatnya lidahku terbakar, namun pada gigitan kelima atau keenam, ayam gorengnya sudah mulai dingin sehingga aku mulai bisa merasakannya. Kunyahanku melambat. Apakah ada yang aneh dengan rasanya? Kuperiksa dan kulihat dagingnya sudah berwarna putih seluruhnya, tapi aku bertanya-tanya apakah ayam ini benar-benar sudah matang. Kucoba makan segigit lagi, aku mengunyah dua kali. Ugh.. benar-benar tidak enak. Aku melompat dan memuntahkannya ke bak cuci piring. Tiba-tiba bau ayam bercampur minyak membuatku mual. Kuambil piring dan kubuang isinya ke tong sampah, lalu kubuka jendela-jendela untuk menyingkirkan baunya. Angin sejuk berembus diluar, terasa nyaman membelai kulitku.

Aku sangat lelah tapi aku tidak ingin kembali ke kamar yang gerah.


TBC...

Senin, 01 Juli 2013

Breaking Dawn Part 11 (Versi Bumsso)

Author: Chintami (Mediyanti Christin)
Judul: Breaking dawn Part 11 (Versi bumsso)
Genre: Romantic
cast:
Kim Bum ( Edward Cullen ), Kim so eun ( Bella Swan), Lee SungMin ( Jacob), Park Shin Hye (Alice), Jang Geun Suk ( Jasper), Ji Yeon ( Rosalie), Seung Ho ( Emmett), Kim Tae Hae ( Esme), So Seong Hoon (Carlisle).



“kau sangat manusia so eun” kata kim bum.
“justru itu bum, aku menyukai bagian dari kemanusiaan aku ini, aku belum mau meninggalkannya”.
Aku menguap dan kim bum tersenyum.
“kau lelah, tidurlah yeobo” dia mulai mendendangkan lagu nina bobo yang dia ciptakan buat aku waktu kami pertama kali ketemu.
“heran, kenapa aku capek sekali ya?” sindirku. “tidak mungkin ini bagian dari rencanamu atau semacamnya kan?”

Kim bum hanya terkekeh sebentar lalu kembali bersenandung.
“karena aku lelah sekali, kau pastinya mengira tidurku bakal lebih nyenyak”.
Lagu itu mendadak berhenti. “selama ini kau tidur nyenyak sekali seperti orang mati so eun, kau tidak pernah mengigau sejak hari pertama kita disini. Kalau saja kau tidak mendengkur, aku pasti khawatir kalau-kalau kau koma”.

Aku tidak menggubris ejekannya tentang masalah dengkuran itu. aku tidak pernah mendengkur kok “memangnya aku tidak berguling-guling dalam tidurku? Aneh.. padahal biasanya aku berguling-guling kesana kemari kalau sedang bermimpi buruk dan berteriak-teriak.
“memangnya kau sering bermimpi buruk?”
“mimpi-mimpi ku sangat jelas. Aku jadi capek sekali” kataku sambil menguap “aku tidak percaya aku tidak mengigau sepanjang malam.
“kau bermimpi tentang apa?”
“macam-macam tapi sama, kau tahu, karena warna-warnanya”.
“warna-warna?”
“warna-warnanya sangat jelas dan nyata, bahkan aku tidak menyadari aku sedang bermimpi, kadang kalau aku sedang bermimpi,aku menyadarinya dan karena mimpiku yang sangat nyata dan jelas ini, itu yang membuatnya menakutkan”.

Suara kim bum terdengar cemas waktu dia berbicara lagi “apa yang membuatmu ketakutan?”
Aku bergidik pelan. “kebanyakan…” aku ragu-ragu
“kebanyakan apa?”desaknya.
Entah mengapa aku tidak ingin bercerita kepada kim bum tentang bocah dalam mimpi burukku yang selalu berulang, ada sesuatu yang pribadi tentang kengerian yang satu itu. jadi, bukannya memberikan gambaran lengkap padanya, aku hanya menceritakan satu elemen saja. Itu cukup membuat siapapun takut.
“keluarga voltury” bisikku. (keluarga volturi adalah keluarga vampire lainnya dan merupakan vampire tertua dan terkuat).

Kim bum memelukku lebih erat lagi. “mereka tidak akan menyerang kita lagi. Sebentar lagi kau akan menjadi makhluk immotal jadi mereka tidak mempunyai alasan untuk menyerang kita lagi”. (di buku ke 2 yang menceritakan ketika kim bum mengira so eun bunuh diri dan meninggal, kim bum mencoba bunuh diri dengan cara menunjukkan ke orang-orang bahwa dia bukan manusia dan mencoba membuat keluarga volturi marah karena sudah berani melakukan hal itu (menunjukkan kepada orang-orang bahwa dia bukan manusia biasa melainkan makhluk immortal atau vampire), dengan begitu keluarga volturi bakal membunuhnya dan keluarga volturi waktu itu juga mau membunuh so eun karena so eun  mengetahui banyak hal tentang vampire).

Kubiarkan kim bum menenangkan hatiku, merasa sedikit bersalah karena dia sudah salah menangkap maksudku. Bukan seperti itu tepatnya mimpi burukku. Aku bukannya takut memikirkan diriku sendiri melainkan aku takut karena memikirkan nasib bocah lelaki itu.

Dia bukan bocah yang sama seperti yang di dalam mimpiku yang pertama, bocah vampire bermata merah yang duduk di onggokan mayat orang-orang yang aku sayangi. Bocah yang kuimpikan sebanyak 4x minggu lalu jelas-jelas manusia. Pipi nya merah dan matanya yang lebar berwarna hijau lembut tapi persis sama seperti si bocah vampire, anak ini gemetaran ketakutan dan putus asa ketika keluarga volturi mengepung kami.

Dalam mimpiku, baik yang dulu maupun sekarang aku merasa harus melindungi bocah tak dikenal itu. tak ada pilihan lain namun disaat yang sama, aku tahu aku bakal gagal.

Kim bum melihat kesedihan diwajahku “apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu?”
Aku menepisnya “itukan hanya mimpi kim bum”.
“kau mau aku bernyanyi untukmu agar kau tidak bermimpi buruk lagi, aku mau kok bernyanyi semalaman agar kau tidak bermimpi buruk”.
“ne”

Kim bum pun mulai menyanyikan lagu untukku dan tidak berapa lama aku tertidur dalam pelukan kim bum.

Breaking Dawn Part 10 (Versi Bumsso)

Author: Chintami (Mediyanti Christin)
Judul: Breaking dawn Part 10 (Versi bumsso)
Genre: Romantic
cast:
Kim Bum ( Edward Cullen ), Kim so eun ( Bella Swan), Lee SungMin ( Jacob), Park Shin Hye (Alice), Jang Geun Suk ( Jasper), Ji Yeon ( Rosalie), Seung Ho ( Emmett), Kim Tae Hae ( Esme), So Seong Hoon (Carlisle).


Hiburanku menjadi prioritas utamaku di pulau Kim. Kami pergi menyelam, menjelajahi hutan kecil, mengelilingi puncak kecil berbatu, melihat-lihat burung beo yang menghuni kerindangan pohon di selatan pulau.

Kami berenang bersama penyu-penyu yang bermain di perairan dangkal yang hangat disana. Atau setidaknya aku yang bermain karena ketika kim bum masuk ke dalam air, penyu-penyu itu langsung menghilang seolah-olah melihat hiu.

Aku tahu apa yang terjadi. Dia berusaha menyibukkanku, mengalihkan perhatianku agar aku tidak memintanya terus dari masalah bercinta. Setiap kali aku membujuknya untuk santai dan nonton salah dari sejuta DVD yang tersimpan dibawah TV plasma berlayar besar, dia akan merayuku keluar rumah.

Kira-Kira seminggu setelah kami sampai di pulau Kim, aku memutuskan untuk mencoba berkompromi. Dulu toh kami bisa melakukannya.
Sekarang aku tidur dikamar biru. Petugas kebersihan baru akan datang besok, jadi kamar putih masih diselimuti bulu-bulu putih. Kamar biru lebih kecil, tempat tidurnya lebih proporsional. Dinding-dindingnya berwarna gelap, berlapis panel kayu jati dan perabotnya berlapis sutra biru mewah.

Aku sudah terbiasa mengenakan sebagian koleksi lingerie pilihan Park Shin Hye untuk tidur  malam, itu tidak seterbuka celana-celana bikini minim yang dia kemaskan untukku. Aku jadi penasaran apakah dia mendapat penglihatan (kekuatan supernatural Park shin hye) mengapa aku akan menginginkan benda-benda itu. aku bergidik karena malu akan pikiran itu.

Mula-mula aku mengenakan pakaian satin putih gading yang sopan, khawatir kalau aku mengenakan pakaian dalam yang lebih terbuka, itu justru tidak akan membantu, tapi aku siap mencoba apa saja untuk kim bum kembali bercinta denganku.

Kim bum seolah tidak memerhatikan, seakan-akan aku memakai kaus using yang seperti biasa aku pakai dirumah.
Memar-memarku sekarang sudah jauh lebih baik dan mulai menguning di beberapa tempat dan bahkan beberapa sudah menghilang. Jadi malam ini aku mengeluarkan salah satu pakaian dalam yang potongannya lebih menantang, yang sudah aku siapkan di kamar mandi berpanel. Pakaian dalam itu berwarna hitam, berenda dan membuatku malu saat melihatnya, bahkan sebelum dipakai. Aku berhati-hati agar tidak melihat bayanganku di cermin sebelum masuk kembali ke kamar. Aku tidak mau kehilangan keberanian.

Puas rasanya melihat mata kim bum membelalak sedetik sebelum akhirnya dia bisa mengendalikan dirinya.
“menurutmu bagaimana?” tanyaku berputar-putar genit agar dia dapat melihat setiap sudut dari tubuhku.
Kim bum berdeham-deham. “kau cantik, kau memang selalu terlihat cantik”.
“gomawo” sahutku agak masam.

Aku terlalu capek untuk tidak cepat-cepat naik ke tempat tidur empuk ini. kim bum memelukku dan menarikku ke dadanya tapi ini sudah biasa, terlalu gerah untuk tidur tanpa tubuhnya yang dingin mendekapku.

“aku akan membuat kesepakatan denganmu” kataku dengan suara mengantuk.
“aku tidak mau membuat kesepakatan apa-apa denganmu” kata kim bum.
“kau bahkan belum mendengar perkataanku”
“tidak perlu”
Aku mendesah. “sial padahal aku benar-benar ingin….. oh sudahlah”
Kim bum memutar bola matanya.
Aku memejamkan mata dan membiarkan umpan itu menggantung-gantung di matanya. Aku menguap.
Hanya butuh 1 menit untukku tertidur, mungkin.
“baiklah apa yang kau inginkan so eun ah?”
Aku menggertakkan gigi sebentar, sekuat tenaga menahan senyum. Satu hal yang tidak dapat ditolaknya adalah kesempatan memberikanku sesuatu.
“ne.. setelah aku pikir-pikir….. aku tahu masalah Dartmouth itu seharusnya hanya jadi alas an untuk menutupi hal sebenarnya, tapi jujur saja, kuliah selama satu semester mungkin tidak ada ruginya”kata ku meniru kata-kata yang pernah dia ucapkan sekian waktu lalu, ketika dia berusaha membujukku menunda keinginanku menjadi vampire. “berani taruhan, appaku pasti senang sekali kalau aku ceritakan tentang pengalaman-pengalaman kuliah di Dartmouth. Memang sih bakal memalukan kalau aku tidak dapat mengimbangi mahasiswa-mahasiswa genius disana. Tapi tetap saja… delapan belas, Sembilan belas, tidak terlalu banyak bedanya. Bukan berarti sudut-sudut mataku bakal keriput bukan?”

Kim bum terdiam lama sekali dengan suara pelan dia berkata “kau mau menunggu, kau mau tetap menjadi manusia”.
Aku sengaja diam, membiarkan dia mencerna baik kata-kataku.
“mengapa kau melakukan ini padaku?” sergah kim bum dari sela-sela giginya yang terkatup rapat, nadanya tiba-tiba marah.
“apa semua ini belum cukup menyulitkan?” dengan kasar dia menyambar renda-renda yang menghiasi pahaku. Sesaat aku sempat berpikir dia akan mengoyakkannya tetapi tiba-tiba saja tangannya melemas. “sudahlah tidak apa-apa, aku tidak mau membuat kesepakatan denganmu”.

“aku ingin kuliah” kataku.
“tidak, kau tidak ingin kuliah, itu tidak sepadan dengan mempertaruhkan nyawamu lagi, tidak sepadan dengan menyakitimu”.
“padahal aku benar-benar ingin kuliah, sebenarnya bukan kualiah yang aku inginkan, aku hanya ingin menjadi manusia sedikit lebih lama”.

Kim bum memejamkan matanya dan menghembuskan nafas lewat hidungnya. “kau membuatku gila so eun, bukankah kita sudah memperdebatkan ini jutaan kali, kau selalu memohon-mohon agar secepatnya menjadi vampire”.
“memang tapi… aku mempunyai alasan mengapa aku ingin menjadi manusia, alasan yang tidak pernah kumiliki sebelumnya”.
“alasan apa itu?” tanya kim bum.
“tebak saja.” Kataku lalu menyeret tubuhku dari tumpukan bantal untuk menciumnya.
Dia membalas ciumanku, walaupun sikapnya belum menunjukkan bahwa aku menang. Lebih tepatnya, dia seperti berhati-hati agar tidak menyakiti perasaanku. Dengan lembut dia menjauhkan tubuhnya beberapa saat kemudian dan mendekapku kedalam dadanya.

Breaking Dawn Part 9 (Versi Bumsso)

Author: Chintami (Mediyanti Christin)
Judul: Breaking dawn Part 9 (Versi bumsso)
Genre: Romantic
cast:
Kim Bum ( Edward Cullen ), Kim so eun ( Bella Swan), Lee SungMin ( Jacob), Park Shin Hye (Alice), Jang Geun Suk ( Jasper), Ji Yeon ( Rosalie), Seung Ho ( Emmett), Kim Tae Hae ( Esme), So Seong Hoon (Carlisle).


Kim bum mendesah. “tidak. Kurasa tidak ada yang bisa membuat perasaan aku lebih baik sekarang”.
“justru itu sebabnya aku marah. Kau merusak kebahagiaanku kim bum” bentakku.
Kim bum memutar bola matanya dan menggeleng.
Kim bum terdiam lama sekali sampai akhirnya aku terpaksa mengangkat wajahnya.

Wajah kim bum kini melembut.
“sepertinya aku harus meminta maaf lagi. Maafkan aku so eun ahh karena sudah merusak kebahagianmu, mianhae”.
“gwenchana kim bum ahh”
Aku mendekatkan wajahku ke kim bum dan mengecup pelan bibirnya dan tersenyum kepadanya.
“perutku berbunyi” kataku kepada kim bum.
“kau lapar” kata kim bum. Dengan cepat dia melompat turun dari tempat tidur sehingga bulu-bulu berterbangan dan itu mengingatkan aku dengan kejadian semalam.
“jadi kapan persisnya kau memutuskan menghancurkan bantal-bantal eommamu?” tanyaku, terduduk dan menggoyangkan kepala untuk menyingkirkan bulu-bulu yang berada di kepala ku.
“mungkin tidak tepat bila dikatakan aku memutuskan melakukan hal apapun semalam” gerutu kim bum “kita beruntung yang aku gigit semalam adalah bantal, bukan kau so eun”. dia menghela nafas dalam-dalam seperti hendak menyingkirkan pikiran buruk di benaknya.

Aku meluncur hati-hati dari tempat tidur yang tinggi dan menggeliat lagi. Menyadari bagian mana saja yang nyeri dan sakit di tubuhku. Kudengar kim bum terkesiap dan membuang wajahnya.

“memangnya penampilanku mengerikan ya?” tanyaku, berusaha agar nadaku terdengar ringan. Kim bum tersentak tetapi dia tidak berbalik memandangku, mungkin menyembunyikan ekspresinya dariku.

Aku berjalan ke kamar mandi untuk melihat sendiri. Jelas aku pernah mengalami hal yang lebih parah daripada ini. tampak bayangan samar di salah satu tulang pipi ku dan bibirku sedikit bengkak tapi selain itu wajahku baik-baik saja. Sekujur tubuhku penuh bercak-bercak biru dan ungu. Aku berkonsentrasi pada memar-memar yang sulit di sembunyikan. Tidak parah-parah amat pikirku. Kulitku memang gampang memar.

Lalu mataku tertumbuk untuk melihat rambutku dan aku mengerang.
“so eun?” kim bum langsung berada didekatku begitu aku bersuara.
“aku takkan bisa melepaskannya dari rambutku” aku menunjuk kepalaku yang terlihat seperti sarang ayam. Aku mulai mencabuti bulu-bulu di rambutku.

“kau hanya mengkhawatirkan rambutmu saja?” gumam kim bum yang berdiri di belakangku sambil mencabuti bulu-bulu di rambutku.
“bagaimana bisa kau tidak tertawa melihatku? Aku terlihat seperti orang gila”
Kim bum tidak menjawab, dia terus saja mencabuti bulu-bulu itu.
“percuma saja” keluhku sejurus kemudian “ sudah terlanjur menempel, aku harus keramas untuk membersihkannya”.

Aku berbalik memeluk pinggang kim bum yang dingin.
“maukah kau membantuku?’’
“sebaiknya aku mencarikan makanan untukmu” kata kim bum pelan lalu menempelkan bibirnya pelan di bibirku dan menghilang dari hadapanku.

Setelah selesai membersihkan tubuhku. Aku duduk di salah satu kursi logam.
Kim bum memasakkan makan siang untukku.
“ini” kata kim bum lalu memberikan aku sepiring telur yang sudah dimasaknya tadi untukku.
Aku mulai memakan telur yang masih panas itu, panasnya membakar tenggorokanku tapi aku tidak peduli karena aku sudah lapar.

“Dari mana kau mendapatkan telur-telur ini?” tanyaku masih sambil melahap makananku.
“aku memang menyuruh para petugas kebersihan untuk menyediakan bahan makanan disini. Itu pertama kalinya untuk tempat ini ada makanan. Aku juga meminta mereka untuk membersihkan bulu-bulu itu..” suara kim bum menghilang, tatapannya sedikit di atas kepalaku. Aku tidak mengatakan apa-apa yang hanya akan membuat dia kalut lagi.

Aku memakan habis semuanya walaupun kim bum memasak makanan dalam jumlah yang cukup dihabiskan untuk dua orang.

“terima kasih”kataku. Aku mencondongkan tubuhku seberang meja untuk menciumnya. Dia membalas ciumanku dan mulai melumat bibirku tapi sejurus kemudian tiba-tiba dia mengejang dan menarik tubuhnya.

aku menggertakkan gigi dan pertanyaan yang ingin kutanyakan terlontar seperti tuduhan
“kau tidak akan menyentuh aku lagi selama kita disini kan?”

Kim bum ragu-ragu lalu menyunggingkan senyum separo dan membelai pipiku. Jari-jarinya bertengger lembut mengusap wajahku.
“kau tahu bukan itu maksudku”.
Dia mendesah dan menjatuhkan tangannya “aku tahu dan kau benar” dia terdiam sejenak lalu mengangkat kepalanya sedikit kemudian berbicara lagi dengan penuh keyakinan.
“aku tidak akan bercinta lagi denganmu sampai kau berubah menjadi vampire, aku tidak akan pernah menyakitimu lagi so eun”.