Laman

Sabtu, 07 September 2013

Friendship From Hatred Part 2

Author: Chintami
Judul: Friendship From Hatred Part 2
Genre: Friendship
Cast: Mediana, Erlina

Setelah selesai berlatih senam, beberapa temanku akhirnya duluan pulang. Erlina masih dirumahku karena harus menunggu jemputan.
Aku menunggu bersama Erlina. Kami terdiam agak lama sampai aku memecahkan keheningan.

“Erlina, kau masih mau minum?” tanyaku.
“ohh tidak terima kasih.. aku takut nanti bakal bolak balik WC terus nih” katanya.
“Jemputanmu masih belum datang?” tanyaku basa-basi.
“iya nih, kayak masih 1 jam baru jemputanku bakal datang”
“ohh begitu, berarti masih lama.. ohh iya erlina, tanganmu itu kenapa?” tanya.
“ohh ini.. dulu aku pernah jatuh dari motor ketika diantar oleh bibiku, jadi tanganku patah, aku sudah pergi ke beberapa dokter tapi tidak bisa, kadang tanganku yang bekas patahan ini masih terasa sakit ketika hujan atau terlalu banyak mengeluarkan tenaga dari tangan ini” jelasnya.
“astaga.. apa sekarang masih sakit? Emangnya kau umur berapa mengalami kecelakaan?”
“ini waktu aku kelas 4 Sekolah dasar, waktu itu aku masih kecil, sebenarnya tidak apa-apa dengan tanganku yang ini lagi, Cuma tulang tanganku yang bekas patahan menonjol saja”
“ohh begitu” kataku.

Kami terdiam lagi. Lalu erlina tiba-tiba berbicara lagi.

“waktu itu ibuku bekerja keras agar tanganku dapat sembuh.. ibuku bilang, tidak apa kalau ibu bekerja keras, yang ibu mau hanyalah yang terbaik untukmu.. kau tau med.. hatiku waktu itu benar-benar hancur mendengar ibuku berkata seperti itu. aku bersumpah suatu saat nanti akan memberikan yang terbaik untuk ibuku. kita sebagai anak tidak boleh bersikap kurang ajar terhadap ibu, lihatlah perjuangan ibu kita” kata erlina.
“apa kau tau med? Waktu kecil aku benar-benar kehilangan masa kecilku? Aku harus sekolah dan pulang sekolah harus les dan setelah itu aku harus mengurus adikku sendirian, ibuku bekerja di luar negeri untukku, jadi semua pekerjaan rumah aku yang kerjakan. Tapi ketika mendengar aku kecelakaan, ibuku pulang dan bekerja disini untuk menyembuhkan tanganku, kita sebagai anak benar-benar harus berbakti, suatu saat nanti aku tidak mau mengecewakan orang tuaku” sambung erlina.

Aku hanya bisa tertegun mendengar penjelasan dari erlina. Aku baru tau kalau masa kecil dia sungguh suram. Cara dia berbicara sungguh sangat dewasa dan aku baru mengetahuinya.

“ohh iya, jemputanku sudah datang nih” kata erlina tiba-tiba.
“ohh ayo kuantar” kataku sambil tersenyum.
“aduhh maaf ya merepotkanmu, aku jadi tidak enak sama kamu” kata erlina.
“tidak apa-apa kok lin, santay aja”

Aku mengantar erlina sampai keluar gang. Erlina melambaikan tangannya sebelum pergi.

*****


TBC....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar