Author: Chintami
Judul: Friendship From Hatred Part 3 End
Genre: Friendship
Cast: Mediana, Erlina
Keesokannya, kami memulai latihan lagi setiap jam pulang
sekolah. Erlina dengan pintarnya melatih kami semua. Tapi karena aku memang
bukan orang yang suka menari atau bahkan senam jadi aku masih banyak melakukan
kesalahan.
“Ehh mediana, kau ini badan paling besar tapi paling bodoh
disini” sindir salah satu temanku.
Hatiku begitu sakit mendengar perkataan temanku yang ini.
dia memang orang yang ceplas ceplos tapi seharusnya dia juga memikirkan
perasaanku. Tidak terasa air mataku mengalir begitu saja karena sakit hati
mendengar perkataan salah satu temanku ini.
Aku berjalan kearah jendela. Aku tidak ingin ada yang
melihat diriku menangis. Salah satu temanku yang bernama Zairah datang.
“hey mediana? Kamu kenapa? Kok menyendiri?” tanya zairah
yang tidak tahu bahwa diriku menangis.
“aku tidak apa-apa” kataku.
“ya ampun mediana, kamu kok menangis? Ada apa? Siapa yang
membuatmu menangis?” tanya zairah.
“tidak ada kok, aku tidak apa-apa zairah” kataku lagi.
Erlina berjalan kearah kami.
“hey kalian masih mau latihan tidak?” tanya erlina.
“Er.. Mediana nangis” kata Zairah.
“Hey med kamu kenapa? Kok nangis?” tanya erlina.
“aku tidak apa-apa erlina, erlina please keluarin kau dari
kelompokmu ya” kataku yang masih menangis.
“lho? Kenapa? Apa karna perkataan Siska tadi?”
“dia itu benar-benar keterlaluan, aku tahu aku bodoh dalam
bidang ini, tapi seharusnya dia juga ngerti kalau aku ada penyakit jadi tidak
dapat bergerak terlalu banyak, aku ingin keluar saja dari kelompokmu lin, aku
tidak sanggup kalau harus dihina seperti tadi” kataku lalu berjalan pergi.
“jangan mediana, kau tidak bisa tapi kita kan bisa latihan”
kata erlina sambil mencegahku agar tidak pergi.
“kita latihan bersama ya sehabis ini, aku akan mengajarimu
setelah mereka semua pulang, oke?” kata erlina sambil mengedipkan sebelah
matanya.
“makasih ya erlina” kataku lagi.
“tidak apa-apa, kita sebagai teman harus saling membantu”
Setelah yang lain pulang, kami melanjutkan latihan kami
lagi. Beberapa kali aku melihat erlina seperti menahan kesakitan pada lengannya
yang patah.
“erlina kau baik-baik saja?”
“aku tidak apa-apa kok, hanya tanganku yang patah ini
sedikit sakit”
“kalau gitu kau gak usah paksain dirimu untuk ajarin aku
lagi lin, maaf ya sudah buat tanganmu sakit” kataku merasa bersalah.
“tangan aku memang sering sakit kok jadi bukan salahmu, kau
siapkan besok untuk tampil?” kata erlina sambil tersenyum.
“haha siap gak siap deh” kataku sambilt tertawa.
Erlina ikut tertawa bersamaku. Aku mulai merasa nyaman
dengan erlina.
*****
Keesokannya.. sebelum tampil kami menyempatkan diri untuk
latihan dulu sebelum benar-benar tampil.
Tidak berapa lama akhirnya kelompok kami di panggil oleh
guru olahraga kami. kami mulai menampilkan apa yang telah kami pelajari selama
ini. setelah kelompok kami maju disusul oleh kelompok-kelompok lain. Setelah
itu guru mulai menyebutkan nilai-nilai dari masing-masing kelompok.
“nilai tertinggi adalah kelompok erlina, yaitu 95” kata guru
kami.
Aku melonjat kegirangan karna ini adalah pertama kalinya aku
mendapatkan nilai tertinggi dalam bidang olahraga dan ini adalah berkat erlina.
“terima kasih ya erlina” kataku sambil memeluk erlina.
“sama-sama, ini karna latihan kita yang terus-menerus
makanya kita bisa mendapatkan nilai yang tinggi” kata erlina sambil tersenyum.
Tanpa kami sadari, kami mulai nyaman dan akrab. Disitulah
awalnya dimulai persahabatan kami.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar