Laman

Selasa, 11 Juni 2013

Breaking Dawn Part 2 (bumsso version)

Author: Chintami (Mediyanti Christin)
Judul: Breaking Dawn Part 2
Genre: romantic ?
Cast:
Kim Bum ( Edward Cullen ), Kim so eun ( Bella Swan), Lee SungMin ( Jacob), Park Shin Hye (Alice), Jang Geun Suk ( Jasper), Ji Yeon ( Rosalie), Seung Ho ( Emmett), Kim Tae Hae ( Esme), So Seong Hoon (Carlisle).


Aku langsung menghentikan pikiran itu, menolak menyimpulkannya. Aku mencoba menyimak suara kedua lelaki diluar yang terendam badan mobil.
“menurutmu cewek ini orang penting?” si pendek bertanya, suaranya pelan. Aku merunduk, pipiku merah padam.

“hah?” sahut si jangkung “mungkin. Entah apa yang mungkin muncul di sekitar sini sampai-sampai kau membutuhkan kaca tahan-misil dan bodi baja yang sanggup menanggung beban hingga dua ribu kilogram. Pasti dia sedang menuju tempat lain yang berbahaya.

Aku bukannya tidak mengira kim bum akan memanfaatkan kesepakatan kami, sengaja membuatnya berat sebelah agar ia bisa memberi jauh lebih banyak daripada yang ia terima. Aku setuju ia boleh mengganti trukku kalau memang perlu diganti, meskipun tidak menyangka moment itu akan datang begitu cepat, tentu saja. Ketika aku terpaksa mengakui trukku sudah berubah jadi tugu peringatan bagi chevy klasik di pinggir jalan depan rumahku, aku tahu mobil pengganti pilihan kim bum kemungkinan besar akan membuatku malu.
Menjadikanku focus perhatian dan bisik-bisik.
Untuk urusan itu ternyata aku benar. Tapi bahkan dalam imajinasi terliarku sekalipun, aku sama sekali tidak mengira kim bum akan memberikanku dua mobil.

Mobil sesudah dan sebelum, begitu alasan kim bum waktu aku mengamuk.
Yang ini baru mobil sebelum. Kata kim bum, ini hanya mobil pinjaman dan berjanji akan mengembalikannya setelah pernikahan nanti. Semua itu tidak masuk akal bagiku. Sampai sekarang.

Ha ha. Karena aku manusia yang sangat rapuh, mudah celaka, sering menjadi korban kesialanku sendiri, rupanya aku membutuhkan mobil yang tak mempan dilindas tank agar tetap aman. Menggelikan. Aku yakin kim bum dan saudara-saudara lelakinya itu kenyang menertawakanku di belakang punggungku.

Atau mungkin, mungkin saja, suara kecil berbisik dalam benakku, itu bukan lelucon, tolol. Mungkin kim bum memang benar-benar mengkhawatirkanku. Ini bukan pertama kalinya ia agak berlebihan dalam usahanya melindungiku.

Aku mendesah.
Aku belum melihat mobil setelah. Mobil itu tersembunyi di balik selubung dan diparkir di bagian paling ujung garasi keluarga kim bum. Aku tahu kebanyakan orang pasti sudah mengintip sekarang, tapi aku benar-benar tidak ingin tahu.
Mungkin mobil itu tidak dilengkapi bodi baja karena aku tidak akan membutuhkannya setelah bulan madu nanti. Tidak akan mati hanyalah satu dari sekian banyak kelebihan yang aku nanti-nantikan. Hal terbaik menjadi anggota keluarga KIM (keluarga Kim bum) bukanlah memiliki mobil mahal dan kartu kredit mengesankan.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Begitu mendengar suara mobil polisi Charlie (ayah So eun) mendekat. Cincin itu tiba-tiba terasa sangat berat dijari manisku. Ingin rasanya kusurukkan tangan kiriku ke saku atau mungkin mendudukinya tapi genggaman tangan kim bum yang dingin dan erat membuatnya tetap di pangkuan.
“berhenti bergerak-gerak so eun, ingatlah kau bukan hendak mengaku telah membunuh orang.”
“mudah bagimu untuk berbicara begitu”
Aku mendengar suara mengerikan sepatu bot ayahku menapaki trotoar.
“tenanglah so eun,” bisik kim bum, mendengar detak jantungku yang semakin kuat.
Pintu dibuka hingga membentur dinding, dan aku tersentak seperti ditampar.
“annyeong ahjussi” seru kim bum, sikapnya benar-benar rileks.
“jangan” protesku pelan
“apa?” kim bum balas berbisik.
“tunggu sampai dia menggantung pistolnya dulu”

Kim bum terkekeh dan menyusupkan tangannya yang bebas ke sela-sela rambut perunggunya.

Ayahku muncul dari sudut ruangan , masih mengenakan seragam, masih bersenjata dan berusaha tidak mengernyit waktu melihat kami duduk di sofa dua dudukan. Ia berusaha keras untuk lebih menyukai kim bum, tentu saja apa yang akan kami sampaikan ini jelas akan langsung membuatnya berhenti mencoba.

“hei ada apa?”
“ada yang ingin kami bicarakan” kata kim bum sangat tenang. “ada kabar baik”
“kabar baik?” geram ayahku, memandangiku lurus-lurus.
“appa duduklah”

Alis ayahku terangkat sebelah memandangiku selama 5 detik, berjalan sambil mengentakkan kaki ke kursi malas, lalu duduk di ujungnya dengan punggung tegak.
“jangan tegang begitu appa” kataku setelah hening yang menjengahkan. “semuanya beres”

Kim bum nyengir dan aku tahu ia tidak menyukai istilah beres yang aku gunakan. Ia sendiri akan menggunakan istilah baik-baik saja atau sempurna atau menyenangkan.
“tentu so eun, tentu. Kalau benar semuanya beres. Lantas mengapa keringatmu besar-besar sebiji jagung begitu?”

“aku tidak berkeringat” dustaku.
Aku takut dipandangi begitu galak oleh ayahku, merapat pada kim bum dan tanpa sadar mengusapkan punggung tangan kananku ke dahi untuk menghilangkan barang bukti.

“kau hamil?” ayahku meledak. “kau hamil kan?”
Walaupun pertanyaan itu jelas-jelas ditujukan kepadaku tapi tatapan garangnya sekarang tertuju kepada kim bum dan berani sumpah aku sempat melihat tangannya bergerak hendak meraih pistol.
“tidak! Tentu saja aku tidak hamil!” ingin rasanya aku menyikut rusuk kim bum tapi tahu gerakan itu hanya akan membuat siku ku memar. Sudah ku bilang kepada kim bum, orang-orang pasti bakal langsung menyimpulkan begitu. Apa lagi alas an orang waras menikah di usia 18 tahun. (jawaban kim bum waktu itu membuatku memutar bola mata. Cinta. Yang benar saja?)
Kemarahan ayahku sedikit mereda. Biasanya memang sangat jelas tergambar di wajahku apakah aku berkata jujur dan ia sekarang percaya kepadaku. “oh maaf”
“permintaan maaf diterima”.

1 komentar:

  1. serruuuu... versi bumsso nya kerennn.. kalau ada novel bd versi bumsso pasti udah qu beli ehehehe..

    BalasHapus