Author: Chintami (Mediyanti Christin)
Judul: I Always Beside You Part 5 End
Genre: Sad, romance
Cast: Kim Bum And Kim So Eun
Hari berganti hari, aku selalu menunggu kepulangan suamiku
setiap jam 12.
Tidak terasa sudah memasuki hari ke 39. Aku menunggu
kepulangan suamiku sampai ketiduran di sofa. Sebuah tangan kekar menggendongku
dan memindahkanku keranjang tempat tidurku. Tapi karena terlalu capek aku hanya
bisa merasakan tangan-tangan itu terus membelai wajahku. Lalu mengecup pelan
keningku.
Keesokannya.. masih melakukan hal yang sama, aku tetap
menunggu kepulangan kim bum. Sial sekali.. kenapa semalam aku bisa ketiduran
dan tidak dapat membuka mataku, padahal aku sangat ingin bertemu kim bum.
Sebuah tangan menutup mataku dan bisa ditebak, tangan itu
milik suamiku.
“kenapa kau belum tidur?” tanya suamiku.
“tentu saja aku menunggu kepulanganmu bum”kataku sambil
menarik tangan suamiku dengan manjanya ke sampingku.
“lihatlah kantung matamu itu, aku tidak ingin kau jatuh
sakit atau menjadi seperti ini”
“asalkan itu buat kamu, aku rela bum”
“sayang.. kau harus dengar perkataanku ya, jika besok kau
mendengar sesuatu yang mengejutkan atau apa, jangan pernah melakukan hal bodoh”
“aku tidak mengerti apa maksud perkataanmu bum”
“kalau kau mencintaiku, dengarkan saja perkataanku so eun,
ingat.. apapun yang terjadi, aku selalu disampingmu dan menjagamu”
“kamu kenapa bum ah?”
“aniyo.. aku berharap kita dapat bersama lebih lama lagi,
dan kita mempunyai anak yang sangat banyak, menjadi keluarga yang paling
bahagia so eun”
“bum.. kenapa aku rasa perkataanmu ini seperti kata-kata
perpisahan bum?”
“kita tidak akan pernah berpisah so eun, karena I always
beside you.. dalam bentuk apapun aku, aku selalu menjagamu”
“bum ahh?” kataku hampir menangis.
“maafkan aku so eun telah membuatmu menderita, tidak seharusnya
kau bersamaku, aku hanya dapat membuatmu menangis, aku bukan suami yang baik”
kata kim bum sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“aniyo bum ahh.. kau suami terbaik yang pernah aku temui
bum.. jangan pernah berkata seperti itu.. aku mencintaimu, karena cinta kita,
kita bisa sampai seperti sekarang ini” kataku sambil melepaskan kedua tangan
kim bum yang menutupi wajahnya.
“aku juga sangat mencintaimu..” kata kim bum sambil mengecup
keningku.
“andai saja sekarang kita mempunyai seorang anak, dia pasti
bisa menemanimu” sambung kim bum.
“aku ada kabar baik bum.. aku sekarang sedang hamil”
“apa? Kau hamil?”
“ne bum.. dia anak kita.. hasil cinta kita selama ini”
Kim bum meneteskan air matanya lalu mengelus pelan perutku
yang masih datar.
“ini appa sayang.. janji kepada appa, jangan pernah
menyusahkan eommamu ini seperti appa, jagalah eomma dan cintai dia seperti appa
sangat mencintai eommamu”
“kau mau beri dia nama apa bum nantinya?”
“aku mau beri dia nama Yi Jeong kalau dia laki-laki dan akan
memberikan dia nama Ga eul untuk perempuan, bagaimana pendapatmu?”
“nama yang bagus bum.. aku harap anak kita nanti akan
menjadi orang yang berguna dan menjadi orang yang baik”
“sekali lagi maafkan aku sayang, aku sudah menyusahkanmu..
aku sanga ingin melihat anak kita nantinya seperti apa, apa dia bakal cantik
sepertimu?”
“bum ahh.. kita bakal sama-sama membesarkan anak kita ini
bum, dan selalu bersama sampai kita tua nanti, kita akan selalu bersama”
Kim bum memelukku. Pelukan yang seperti biasa selalu dia
berikan buat aku, hanya sekarang pelukan itu lebih lama dari biasanya.
“sekarang kamu tidur ya so eun, sudah larut malam, tidak
baik untuk kesehatan kamu dan bayi kita”
“aniyo.. aku mau lebih lama bersamamu bum”
“baiklah.. sekarang kita pindah kekamar saja ya”
Kami kekamar dan seperti malam-malam biasanya. Aku berbaring
di pelukan kim bum.
“so eun, apa kau janji dengan perkataanku tadi?”
“ne?”
“jangan pernah melakukan hal bodoh apapun jika kau mendengar
hal buruk yang terjadi besok, besarkanlah anak kita dengan baik sampai dia
bertemu dengan jodohnya nanti”
“baik bum, aku janji, kau juga janji ya bum jangan pernah
meninggalkan aku”
“ne.. sudah aku katakan padamu, dalam bentuk apapun aku itu,
aku bakal selalu disampingmu”
Aku menghabiskan malam itu untuk berbicara dengan kim bum
tapi karna terlalu ngantuk, aku ketiduran lagi.
Suara telepon membangunkanku. Aku segera mengangkat telepon
itu dan tertulis nama eomma di layar ponselku.
“annyeong eomma, ada apa eomma pagi-pagi begini meneleponku?”
“so eun ahh.. bisa kau kerumah eomma sebentar, eomma ingin
berbicara sesuatu yang penting kepadamu”
“ne eomma… aku bakal segera kesana”
Aku bersiap-siap lalu melajukan mobilku kerumahnya orang tua
kim bum. Terlihat kedua orang tua kim bum sudah menunggu kedatanganku didepan
pintu.
“annyeong eomma.. eomma mau berbicara apa?”
“kami rasa kami tidak bisa lagi menutupi hal ini kepadamu so
eun, kau pantas tau”
“apa maksud eomma?”
“sebenarnya..” eomma kim bum tidak melanjutkan perkataannya.
“sebenarnya apa eomma?”
“sebenarnya kim bum telah meninggal so eun ahh” kata appa
kim bum, eomma kim bum hanya menangis di pelukan ayahnya kim bum.
“tidak mungkin appa.. tidak mungkin.. semalam kim bum masih
bersamaku”
“apa maksudmu so eun, kim bum sudah meninggal 40 hari yang
lalu”
“mwo? 40 hari yang lalu?”
“ne.. waktu perjalanan keluar kota.. dia mengalami
kecelakaan dan meninggal sso”
Aku yang tidak kuat mendengar perkataan dari ayah kim bum
lalu jatuh pingsan.
Aku tersadar dan terdapat eomma kim bum disamping
menemaniku.
“kau sudah sadar nak?”
“eomma.. jelaskan padaku eomma.. kenapa eomma baru
memberitahu aku? Kenapa?” teriakku.
“eomma takut kau melakukan hal bodoh so eun ahh.. jadi kami
merahasiakan ini darimu”
“aku tetap tidak percaya eomma.. aku butuh bukti”
“eomma akan membuktikan itu”
Lalu ibu kim bum membawaku kesuatu tempat. Mobil berhenti di
sebuah pemakaman.
“apa maksud ini eomma?”
“ikut dengan eomma saja”
Lalu aku mengikuti
ibu kim bum sampai berhenti disebuah makam yang bertulisan kim sang bum disana.
“aniyoooo…”teriakku.
Aku berjongkok di depan nisan itu sambil membelai nama yang
tertera disana.
“bum ahh.. kenapa kau meninggalkan aku begitu saja bum? Apa semalam
adalah pesan terakhirmu kepadaku bum? Bukannya kau bilang kepadaku kau akan
selalu berada disampingku bum, apapun itu?” kenapa bum? Kenapa? Kau mengingkari
janji kita bum”
Tampak arwah kim bum sedang menangis disamping so eun yang
berjongkok didepan makam suaminya itu. kim bum hanya dapat membelai rambut so
eun.
“bum ahh.. aku akan segara menyusulmu bum.. tunggu aku bum”
Sebuah bisikan terdengar di telinga so eun. “ingatlah apa
yang aku katakan kepadamu so eun.. kau sudah berjanji padaku, jaga anak kita so
eun, jangan pernah melakukan hal apapun yang merugikanmu karna aku selalu
bersamamu”
“kim bum? Itu kau kah? Maafkan aku bum.. maaf.. baik bum aku berjanji aku akan
membesarkan anak kita nanti dan tidak melakukan hal bodoh itu..”
Aku baru menyadari.. kenapa kim bum selalu pulang setiap jam
12 malam. Apa itu arwahmu bum? Kau kembali untuk menemuiku? Pantas saja
tanganmu selalu dingin bum. Bum.. aku tau sekarang kau berada disampingku dan
bersamaku seperti perkataanmu kepadaku bum, aku percaya itu.
So eun lalu berdiri dan mengelus pelan perutnya lalu pergi
dari tempat itu.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar